Banyak orang hebat yang kita dengar di abad ini, namun seseorang yang sevisioner Elon Musk mungkin tidak banyak. Musk harusnya sudah sangat puas dengan pencapaiannya di usia 23 tahun memiliki perusahaan pertamanya Zip2 yang kemudian dijual seharga U$ 300 juta.
Uang sebanyak itu pasti sudah lebih dari cukup bagi seorang anak muda untuk melihat dunia dan menikmati hidup, namun siapa sangka Musk malah mendirikan bisnis lain. Ia mendirikan perusahaan startup yang sukses di bidang pembayaran online bernama Paypal, yang memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan aman di dunia maya.
Setelah Paypal, Elon mendirikan perusahaan SolarCity yang menyediakan energi surya dengan harga terjangkau bagi masyarakat untuk mewujudkan impiannya memproduksi mobil listrik yang ekonomis dan ramah lingkungan lewat Tesla Motors. Rupanya, itu pun tak cukup bagi seorang Musk, keinginan terbesarnya yang terpendam sejak kecil muncul kembali untuk mewujudkan petualangan perjalanan ruang angkasa, maka ia mendirikan SpaceX, yang terbukti sukses besar dengan masa depan yang sangat menjanjikan.
Singkatnya, pikiran Musk fokus pada hal-hal yang paling mempengaruhi masa depan umat manusia: Internet, energi bersih, dan transportasi dan dirgantara. Mengetahui perjalanan singkatnya, kita mungkin bertanya-tanya – bagaimana pria ini melakukan itu semua? Berikut sekilas perjalanan karirnya.
Biografi Singkat dan Riwayat Akademik Elon Musk
Elon Musk lahir dan dibesarkan di Afrika Selatan. Ia mendapat komputer pertamanya pada usia 10 dan belajar bahasa pemrograman secara otodidak. Di usia 12 Musk menjual game buatannya Blaster seharga $500. Pada tahun 1989 di usia 17 tahun, ia pindah ke Kanada untuk menghindari dinas militer Afrika Selatan. Kemudian ia masuk Queen’s College, tapi ia meninggalkannya tahun 1992, dan melanjutkan kuliah untuk belajar bisnis dan fisika di Universitas Pennsylvania sekaligus.
Setelah meninggalkan Universitas Pennsylvania, Musk melanjut ke Stanford untuk mengambil PhDnya di bidang Fisika Terapan. Akan tetapi pada masa itu, teknologi internet sedang booming, kemudian ia drop out dari Stanford dan meluncurkan startup pertamanya Zip2 Corporation.
Perjalanan Bisnis Elon Musk
Zip2
Zip2 merupakan startup pertama Elon Musk, yang mengasah dirinya menjadi seorang pengusaha. Zip2 adalah situs web yang menyediakan perangkat lunak penerbitan konten online untuk berbagai media. Perusahaan ini ia jalankan bersama dengan saudaranya Kimbal Musk. Startup baru ini dalam waktu singkat berhasil mendapatkan investasi dari perusahaan-perusahaan besar seperti: The New York Times, HEARST Corporation, KnightRidder dan lain-lain.
Meskipun 'Zip2' hanya perusahaan kecil, namun Compaq AltaVista membelinya dengan harga selangit. Hasil penjualan Zip2 sebesar US $ 300 juta tersebut membuat Elon dan saudaranya menjadi multi-jutawan pada usia muda.
Rupanya semangat kerja seorang Elon Musk tidak tanggung-tanggung. Ia mengatakan “Bekerjalah sampai mati-matian”. Bila Anda bekerja 80 sampai 100 jam per minggu, maka hal ini sangat berpengaruh pada kesuksesan anda. Bayangkan, orang lain hanya bekerja 40 jam per minggu, dan anda dapat bekerja 100 jam. Jika mereka dapat meraih kesuksesan dalam 1 tahun, Anda dapat meraihnya hanya dalam tempo 4 bulan”.
PayPal
Pada tahun 1999 Musk menggunakan US $ 10 juta dari penghasilan dari Zip2 untuk mendirikan perusahaan layanan keuangan online dan pembayaran via e-mail yang disebut 'X.com'. Musk mengakuisisi Confinity Inc., yang awalnya merupakan perusahaan pembayaran Palm Pilot dan kriptografi. Musk berniat menggabungkan kedua perusahaan tersebut di bawah nama X.com. Namun, melalui survei diketahui bahwa nama X.com tidak komersil, dan akhirnya diganti dengan nama PayPal.
Setelah penawaran umum perdana, pada tahun 2002 perusahaan Paypal tersebut dibeli oleh eBay seharta US$ 1,5 milyar, dan Musk masih memiliki sahamnya sebesar 11 persen.
Space X
Setelah Paypal, Elon Musk masih punya obsesi lain, yakni keinginannya yang terdalam sejak masa anak-anak untuk mewujudkan petualangan ruang angkasa. Di tahun 2002, ia mendirikan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX), dan menunjukkan kepada dunia bahwa ia bisa mengalahkan NASA dalam teknologi ruang angkasa. Visinya yang terbesar adalah menghasilkan teknologi dan menyediakan layanan yang akan memungkinkan siapa saja dapat bepergian ke planet lain!
Pada tahun 2008, setelah Space-X mulai mapan, NASA memberikan mempercayakan kontrak kepadanya untuk menangani transportasi kargo stasiun ruang angkasa Internasional.
Pada bulan September 2009, roket SpaceX Falcon 1 menjadi roket pertama berbahan bakar cair yang ditangani oleh perusahaan swasta untuk menempatkan satelit ke orbit Bumi. Pada tanggal 25 Mei 2012, Elon meluncurkan proyek lain yang disebut "SpaceX Dragon", dan juga menjadi proyek pertama bersejarah yang membuat dermaga pesawat di Stasiun Antariksa Internasional.
Baru-baru ini, Elon Musk mengumumkan bahwa timnya telah membangun sebuah sistem yang memungkinkan seseorang untuk merancang bagian-bagian roket dengan "gerakan tangan melalui udara."
Tesla Motors
Hampir bersamaan dengan Space-X, pada tahun 2003, Elon Musk mendirikan Tesla Motors. Ide ini sebenarnya sudah lama di benaknya, sebelum Tesla berdiri. Co-founder berkontribusi terhadap perusahaan sebagai kepala desainer produk, sehingga Musk menjadi orang yang pertama berhasil membuat mobil sport listrik layak pakai untuk membebaskan diri dari ketergantungan bahan bakar fosil. Mobil listrik high-end, Tesla Roadster, sebenarnya mendapat sambutan yang antusias dari masyarakat, sehingga Musk berupaya agar 'Tesla Motors memproduksi mobil dengan harga terjangkau.
Akan tetapi, rencana bisnis tersebut menghadapi masalah. Pada tahun 2007 Tesla Motors kekurangan dana, biaya untuk mewujudkan mobil dengan kualitas tinggi lebih dari $ 140.000 hanya dihargai sekitar $ 65.000. Pada titik ini, Musk harus mengambil langkah penting, termasuk mengganti CEO perusahaan dan mengambil-alih lebih banyak tanggungjawab perusahaan yang akhirnya menyita banyak waktunya di Tesla.
Akan tetapi Tesla Motor melakukan terobosan luar biasa dengan menggantikan mesin gas Daimler smartcar dengan Tesla drive-train dan baterai. Sehingga perusahaan memperoleh penghasilan US$ 70 juta.
Tantangan Perjalanan Bisnis Elon Musk
Dibalik keberhasilannya, Musk juga menghadapi krisis terburuk dalam karirnya, yakni ketiga perusahaannya diambang kebangkrutan. Ia harus memberhentikan hampir 1/3 dari stafnya dan menutup cabang Tesla di Detroit.
Sehubungan dengan Tesla Motors, banyak perusahaan dan pengamat berpendapat bahwa Tesla Motors gagal memasarkan produknya ke publik, karena produk Tesla dipandang sebagai serangan terhadap model kendaraan yang telah familiar di masyarakat. Sementara itu perusahaan publik dan lainnya termasuk sebagian media meremehkan mobil Tesla dan mengatakan kepada publik bahwa motor listrik tidak layak dibeli.
SolarCity pun mengalami hal tak terduga, bank menarik diri dari kesepakatan yang telah dibuat. Ia harus merogoh uang dari kantong sendiri untuk melanjutkan pendanaan perusahaan. Musk tidak pernah berpikir untuk meninggalkan proyeknya tertunda, Elon memutuskan menyuntik dana sekitar US$ 40 juta untuk mempertahankan perusahaannya dan melanjutkan impiannya.
Setelah enam tahun mendanai dan memajukan perusahaannya, peluncuran SpaceX keempat menuai sukses besar. NASA memutuskan untuk bekerjasama dengan Elon dan mendanai 'SpaceX' dengan kontrak US$ 1,6 miliar. Hal itu sungguh mengejutkan publik. Elon berhasil menarik melalui masa sulit dengan serangkaian pemulihan yang tak terduga dan heroik.
Pelajaran dari Elon Musk
Sebagian besar ide-ide inovatif dan visi Elon Musk menjadi kenyataan. Pengalaman dari kegagalan dan kerugian yang dihadapinya tidak mengalahkan visi dan tujuan yang luar biasa untuk masa depan.
Elon Musk berupaya mewujudkanmimpi besar manusia, apakah itu melakukan perjalanan ke bulan atau Mars hingga mengubah cara kita mengemudi dan menawarkan penggunaan mobil listrik, atau menciptakan energi yang berkelanjutan, perubahan budaya dan teknologi dari bisnis perdagangan, sampai dengan impian pembiayaan perjalanan ruang angkasa.
Elon Musk terus mengejar cita-citanya dengan menawarkan cara-cara baru bagi manusia dalam beberapa bidang. Ia berani mengambil risiko dengan penuh percaya diri. Bahkan ketika ia menghadapi masa-masa sulit dan diambang kebangkrutan, ia masih percaya bahwa impiannya akan bisa terwujud. Kini, Elon Musk masih di usia 42, perjalanan ala Iron Man pun bukan hal mustahil baginya.
Sumber.




KEREN !!!
BalasHapus